"Mammut" borsoni (Zygolophodon borsoni)
Di antara raksasa-raksasa yang pernah menguasai lanskap purba, genus Mammut (mastodon) memiliki tempat istimewa. Namun, salah satu spesies yang sering menimbulkan pertanyaan dan perdebatan di kalangan ilmuwan adalah Mammut borsoni. Penamaan dengan tanda kutip di sini bukanlah kesalahan, melainkan indikasi dari status taksonomi yang kompleks dan seringkali membingungkan dari fosil-fosil yang dikaitkan dengannya.
Apa Itu "Mammut" borsoni"?
Secara harfiah, "Mammut" borsoni mengacu pada spesies mastodon yang diidentifikasi dari sisa-sisa fosil di Eropa, terutama pada periode Miosen Akhir hingga Pliosen Awal (sekitar 11 hingga 3 juta tahun yang lalu). Nama ini pertama kali dicetuskan oleh Charles Immanuel Forsyth Major pada tahun 1888. Namun, perlu ditekankan bahwa penempatan taksonomi yang tepat dari M. borsoni dalam genus Mammut (yang lebih dikenal dengan mastodon Amerika) telah menjadi subjek diskusi dan revisi terus-menerus.Secara morfologi, sisa-sisa yang dikaitkan dengan "Mammut" borsoni menunjukkan ciri-ciri khas mastodon, seperti gigi geraham yang memiliki tonjolan kerucut ganda (bunodont), berbeda dengan gigi bergerigi (lamellar) pada mamut sejati (Mammuthus). Ukuran tubuhnya diperkirakan cukup besar, mungkin mencapai dimensi yang sebanding dengan gajah modern terbesar. Penemuan fosilnya tersebar di berbagai wilayah Eropa, termasuk Italia, Prancis, dan bagian lain dari Mediterania, menunjukkan distribusi geografis yang cukup luas di benua tersebut selama periode tersebut.
Kebingungan Taksonomi dan Argumentasi Ilmiah
Permasalahan utama seputar "Mammut" borsoni terletak pada kebingungan taksonomi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa "Mammut" borsoni sebenarnya bukanlah anggota sejati dari genus Mammut. Mereka mengusulkan bahwa fosil-fosil ini mungkin lebih tepat diklasifikasikan ke dalam genus lain, seperti Zygolophodon atau bahkan mewakili garis keturunan mastodon yang sama sekali terpisah yang belum sepenuhnya dipahami.Argumentasi ini didasarkan pada beberapa poin:
- Perbedaan Morfologi Gigi: Meskipun secara umum memiliki gigi bunodont, beberapa penelitian telah menyoroti perbedaan halus dalam struktur dan jumlah tonjolan gigi antara fosil "M." borsoni dan Mammut americanum (mastodon Amerika yang merupakan spesies tipe genus Mammut). Perbedaan ini, meskipun kecil, bisa signifikan dalam konteks filogenetika.
- Perbedaan Geografis dan Kronologis: Mammut americanum sebagian besar terbatas di Amerika Utara dan muncul belakangan dalam catatan fosil. Kehadiran mastodon di Eropa pada periode yang jauh lebih awal menimbulkan pertanyaan tentang hubungan evolusi langsung antara kedua kelompok tersebut.
- Studi Filogenetika Molekuler: Meskipun sulit untuk mendapatkan DNA dari fosil purba seperti ini, upaya untuk merekonstruksi hubungan evolusi berdasarkan data morfologi dan, jika memungkinkan, data molekuler, terus dilakukan. Hasil awal seringkali menunjukkan bahwa mastodon Eropa mungkin bukan kerabat terdekat dari Mammut americanum.
Ekologi dan Persebaran Habitat
Terlepas dari perdebatan taksonomi, keberadaan "Mammut" borsoni (atau apa pun nama genusnya nanti) memberikan wawasan berharga tentang ekosistem prasejarah Eropa. Berdasarkan morfologi giginya yang bunodont, sangat mungkin "Mammut" borsoni adalah pemakan daun (browser), seperti kerabatnya di Amerika. Mereka kemungkinan besar hidup di habitat hutan atau hutan terbuka, memakan daun, ranting, dan mungkin buah-buahan.Kehadiran mereka di Eropa pada Miosen Akhir dan Pliosen Awal menunjukkan bahwa benua tersebut pada saat itu memiliki iklim yang lebih hangat dan lembap, mendukung vegetasi hutan lebat yang menjadi sumber makanan utama mereka. Kepunahan "Mammut" borsoni kemungkinan terkait dengan perubahan iklim yang signifikan di Eropa, termasuk pendinginan global dan pergantian dari hutan lebat menjadi padang rumput yang lebih terbuka, yang kurang cocok untuk spesies pemakan daun.
Penyebab Kepunahan
Penyebab kepunahan megafauna, termasuk "Mammut" borsoni, di Eropa selama periode Miosen Akhir hingga Pliosen Awal adalah hasil dari interaksi kompleks antara perubahan iklim global dan perubahan ekosistem lokal. Meskipun detail spesifik untuk "Mammut" borsoni" mungkin tidak sekomprehensif mamut berbulu yang punah lebih baru, pola umum kepunahan megafauna pada periode ini memberikan wawasan yang kuat.
Berikut adalah faktor-faktor utama yang berkontribusi pada kepunahan "Mammut" borsoni":
Perubahan Iklim Global
Pendinginan dan Pengeringan Iklim: Salah satu pendorong utama kepunahan adalah tren pendinginan global dan pengeringan iklim yang terjadi di akhir Miosen dan berlanjut hingga Pliosen. Bumi secara bertahap memasuki periode yang lebih dingin, yang pada akhirnya akan mengarah pada Zaman Es Pleistosen.
Pergeseran Vegetasi: Perubahan iklim ini secara drastis mengubah lanskap vegetasi di Eropa. Hutan lebat dan lahan basah yang kaya, habitat ideal bagi pemakan daun seperti mastodon, secara bertahap digantikan oleh padang rumput yang lebih terbuka dan bioma yang lebih kering. Spesies seperti "Mammut" borsoni" yang sangat bergantung pada dedaunan sebagai sumber makanan utama, kesulitan beradaptasi dengan perubahan ini.
Perubahan Ekosistem dan Hilangnya Habitat
Perubahan ekosistem yang disebabkan oleh penyusutan hutan. Penyusutan hutan terjadi seiring dengan pendinginan dan pengeringan iklim, area hutan tempat "Mammut" borsoni" mencari makan dan hidup semakin menyusut. Ini mengurangi ketersediaan makanan yang sesuai dan fragmentasi habitat, membuat populasi mereka terisolasi dan lebih rentan.
Perubahan lingkungan juga memicu kedatangan atau dominasi spesies herbivora lain yang lebih cocok dengan kondisi baru, seperti hewan pemakan rumput (grazers). Persaingan untuk sumber daya yang semakin terbatas mungkin memberikan tekanan tambahan pada populasi "Mammut" borsoni".
Kehilangan Spesialisasi Ekologis
"Mammut" borsoni" dengan gigi geraham bunodontnya sangat terspesialisasi sebagai pemakan daun (browser). Ketika sumber daya daun-daunan berkurang drastis dan digantikan oleh rumput atau vegetasi yang lebih tangguh, mereka tidak dapat beralih dengan efisien ke diet baru. Hewan yang kurang terspesialisasi atau lebih fleksibel dalam diet mereka cenderung lebih mampu bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Tekanan Populasi Alami
Bahkan tanpa campur tangan manusia (yang pada masa Mammut borsoni di Eropa belum menjadi faktor dominan seperti pada kepunahan megafauna Pleistosen Akhir), populasi hewan besar cenderung rentan. Ukuran tubuh yang besar berarti laju reproduksi yang lebih lambat dan kebutuhan sumber daya yang lebih besar. Ini membuat mereka kurang mampu pulih dari penurunan populasi yang disebabkan oleh tekanan lingkungan.
Singkatnya, kepunahan "Mammut" borsoni" adalah contoh klasik bagaimana perubahan iklim yang progresif dapat memicu perubahan habitat dan ekosistem, pada gilirannya menekan spesies yang sangat terspesialisasi hingga batas ambang kepunahan.
Daftar Bacaan
- Agusti, J., & Antón, M. (2002). Mammoths, Sabertooths, and Hominids: 65 Million Years of Mammalian Evolution in Europe. Columbia University Press.
- Ghetti, L., Pandolfi, L., & Mazza, P. (2018). The last European mastodonts: New insights on the late Pliocene-early Pleistocene Mammut from Italy. Quaternary Science Reviews, 181, 90-104.
- Lambert, W. D. (1996). The biogeography and evolution of the Gomphotheriidae in North America. In The Proboscidea: Evolution and Palaeoecology of Elephants and Their Relatives (pp. 203-219). Blackwell Science.
- Markov, G. N. (2012). The fossil proboscideans of Bulgaria and their place in the Neogene succession of Europe. Geologica Balcanica, 41(1-2), 3-26.
- Palombo, M. R. (2009). Biochronological and palaeoenvironmental context of the Middle-Late Pliocene mammal faunas of Italy. Quaternary International, 205(1-2), 11-28.
- Tobien, H. (1976). Evolutionary trends in Tertiary Proboscidea. Journal of Human Evolution, 5(4), 369-383.