Pentingnya Pemangkasan (Pruning) Pada Tanaman Buah

Pentingnya Pemangkasan (Pruning) Pada Tanaman Buah

Pemangkasan (pruning) tanaman buah adalah praktik penting yang memiliki berbagai manfaat. Tanpa pemangkasan yang tepat, tanaman cenderung tumbuh tidak teratur, baik ke atas maupun ke samping. Pada beberapa jenis tanaman buah, pertumbuhan yang tidak terarah ini dapat menyebabkan tajuk tanaman tumbuh memanjang ke atas atau "nglancir" dalam bahasa Jawa, dengan batang atau cabang tunggal.

Salah satu alasan utama untuk melakukan pemangkasan adalah untuk mematahkan dominasi apikal, yaitu kecenderungan tunas ujung untuk terus tumbuh meninggi. Dengan memangkas tunas ujung, kita merangsang pertumbuhan tunas-tunas samping atau lateral. Hal ini membantu menciptakan bentuk tanaman yang lebih ideal dan seimbang, baik secara vertikal maupun horizontal.

Selain itu, bentuk tanaman yang baik juga sangat memengaruhi kesehatan tanaman secara keseluruhan. Tanpa pemangkasan, banyak dahan dan ranting dapat tumbuh tidak teratur dan bersilangan di bagian tengah tanaman, menghalangi sinar matahari untuk mencapai daun-daun di bagian dalam. Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung cenderung menjadi parasit, karena mereka tidak dapat melakukan fotosintesis dengan efektif namun tetap mengambil hasil fotosintat dari daun-daun yang terkena sinar matahari. Akibatnya, tanaman mungkin tumbuh lebat dengan daun yang rimbun, tetapi jarang menghasilkan bunga atau buah. Jika pun muncul, jumlahnya sangat terbatas karena fotosintat lebih banyak dialokasikan untuk pertumbuhan vegetatif yang tidak produktif.

Pemangkasan yang teratur menciptakan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Sinar matahari dapat menembus semua bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang berlebihan, dan meminimalkan perkembangan jamur serta organisme pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal dan menghasilkan buah yang lebih banyak dan berkualitas.

Ada beberapa jenis pemangkasan yang umum dilakukan pada tanaman buah, antara lain:

Pemangkasan Bentuk

Bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman sejak dini, biasanya dilakukan pada tanaman muda. Contohnya, pada tanaman mangga, pangkas bentuk dapat dilakukan dengan mengikuti pola 1-3-9, yaitu satu batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa cabang primer, kemudian dipilih tiga cabang terbaik yang tumbuh seragam dan seimbang dengan sudut pertumbuhan yang proporsional (misalnya 120 derajat). Dari tiga cabang primer ini, masing-masing dipangkas lagi untuk menghasilkan tiga cabang sekunder terbaik. Dengan demikian, akan diperoleh tanaman dengan pola percabangan 1-3-9 yang menghasilkan tajuk rimbun dan membulat dengan ketinggian yang dapat diatur. Pola lain seperti 1-2-6 atau 1-2-4 juga dapat digunakan untuk mencapai bentuk tajuk yang ideal.

Pemangkasan Produksi

Bertujuan untuk merangsang munculnya tunas-tunas produktif, terutama di tajuk bagian terluar tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, semakin besar kemungkinan munculnya bunga dan buah. Pemangkasan produksi juga dilakukan pada dahan/ranting yang tidak produktif di bagian tengah tanaman, serta pada tunas air yang tumbuh lurus dan tegak lurus di cabang primer maupun sekunder. Tunas air bersifat parasit dan tumbuh sangat cepat dengan mengambil fotosintat, serta jarang menghasilkan bunga. Namun, tunas air dapat dimanfaatkan sebagai entres untuk perbanyakan tanaman dengan metode sambung susuan, sambung pucuk, atau sambung sisip.

Pemangkasan Pemeliharaan

Bertujuan untuk memelihara kesehatan tanaman secara keseluruhan. Pemangkasan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk setelah tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat energi tanaman terkuras habis. Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (misalnya pada tanaman mangga, rambutan, dan kelengkeng). Hal ini merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang lebih banyak. Selain itu, pangkas pemeliharaan juga bertujuan untuk mempertahankan tinggi tanaman agar tetap pendek dan tidak tumbuh terlalu melebar. Semua tunas air yang muncul serta ranting kering yang mati juga harus dipangkas habis, karena ranting kering dapat menjadi tempat pertumbuhan hama penggerek batang.

Dalam melakukan pemangkasan, gunakan alat pangkas yang tajam dan bersih agar bekas pangkasan rapi dan tidak meninggalkan luka yang dapat menjadi sumber infeksi penyakit. Hindari penggunaan golok/parang, lebih baik gunakan gunting pangkas untuk ranting kecil dan gergaji untuk cabang/dahan besar. Olesi semua bekas potongan dengan parafin, aspal cair, atau cat untuk melindungi jaringan tanaman yang terluka.

Langkah terakhir yang penting adalah pemupukan dengan jenis atau komposisi pupuk yang berbeda di setiap periode. Pada pemangkasan untuk pembentukan tajuk, unsur nitrogen dibutuhkan lebih dominan, disertai pemberian unsur fosfat yang lebih sedikit. Pada pemangkasan produksi, unsur fosfat menjadi lebih dominan dengan tambahan unsur kalium hingga periode pembuahan selesai. Sementara pada pemangkasan pemeliharaan, pemberian unsur nitrogen, fosfat, dan kalium dalam jumlah seimbang akan memberikan hasil yang lebih optimal.