Prodeinotherium

Prodeinotherium

Prodeinotherium adalah genus mamalia proboscidea yang punah dari famili Deinotheriidae yang hidup pada awal hingga pertengahan Miosen (~20–15,5 juta tahun lalu), tersebar di Afrika, Asia, dan Eropa.

Deinotheriidae adalah kelompok kerabat kerabat gajah modern namun memiliki ciri khas ialah taring bawah melengkung ke bawah. Salah satu bentuk awal dari keluarga ini adalah Prodeinotherium, yang lebih kecil dari genus Deinotherium dan lebih awal muncul setelah bentuk basal seperti Chilgatherium harrisi yang muncul pada Oligosen akhir (~27–28 juta tahun lalu).

Prodeinotherium berevolusi di Afrika pada sekitar 20–19 juta tahun lalu, dengan spesies paling awal yaitu P. hobleyi. Kemudian menyebar ke Asia dan Eropa melalui jembatan darat (land bridge) Gomphotherium pada Miosen awal hingga pertengahan (~18–15 juta tahun lalu).

Taksonomi dan Evolusi

Tiga spesies yang diakui valid dalam genus ini adalah P. hobleyi, P. pentapotamiae, dan P. bavaricum. Spesies lain seperti P. cuvieri, P. sinense, dan P. orlovii kadang dianggap sebutan ulang atau sinonim oleh sebagian ahli.

P. hobleyi dikenal dari Afrika timur (Kenya, Uganda, Namibia, Libia, Eritrea) sekitar 20–18 juta tahun lalu; ia lebih besar dan lebih khusus dibandingkan predator Oligosen seperti Chilgatherium.

P. pentapotamiae diidentifikasi dari fosil di Pakistan (Sivalik Group), menunjukkan distribusi mereka di Asia Selatan pada Miosen tengah.

P. bavaricum ditemukan di Eropa Tengah dan Barat, termasuk di lembah Vallès‑Penedès (Spanyol), dan menggantikan di kawasan tersebut oleh Deinotherium giganteum saat Miosen lanjut.

Morfologi dan Ukuran Tubuh

Prodeinotherium mempunyai ukuran tubuh hampir sebesar gajah Asia modern, yakni sekitar 2,5–2,8 meter hingga bahu dan berat sekitar 3–4 ton. Specimen jantan P. bavaricum diperkirakan 2,78 m tinggi dan 4,3 ton; betina sekitar 2,47 m dan 3,1 ton.

Morfologi Kepala dan Tengkorak sedikit berbeda dari Deinotherium yang lebih besar: Prodeinotherium memiliki tengkorak lebih sempit, rostrum (moncong) menurun sejajar ke mandibula, preorbital swelling dekat orbit, dan struktur tulang kaki yang lebih kompak (graviportal adaptation)

Formula gigi khas adalah 0/3 incisors‑canines‑premolars / 1/0 upper‑lower, dengan taring bawah yang melengkung ke bawah; struktur molar M2‑M3 memiliki ornamentasi khusus.

Paleobiologi dan Diet

Prodeinotherium diyakini sebagai pemakan daun (browser) yang mengkonsumsi vegetasi lunak di hutan tertutup. Bentuk giginya menunjukkan sedikit keausan, menandakan makanan yang tidak gritty atau pasir; taring bawah kemungkinan digunakan untuk mengupas kulit kayu atau ranting muda.

Cara mengunyah mirip dengan tapir: gigi depan menyepak makanan, sementara molar belakang melakukan shearing vertikal, tidak seperti gajah modern yang mengunyah secara horizontal.

Trakea/ belalai (trunk) mungkin mirip tapir, lentur dan digunakan untuk mengambil daun dan ranting, dipindahkan ke lidah atau mulut untuk dimakan.

Persebaran dan Lingkungan Hidup

Dimulai di Afrika timur (~20–19 Ma), lalu masuk ke Asia Selatan seperti Pakistan (contohnya P. pentapotamiae) dan Asia Barat. Di Eropa (P. bavaricum), terdistribusi melalui masa Miosen awal hingga pertengahan. Genus ini menghilang sekitar 15,5 juta tahun lalu di Arab dan Asia Barat.

Habitatnya cenderung hutan lembap tropis atau subtropis, cocok bagi pemakan daun atas. Paleoekologi menunjukkan niche browsing di bagian atas vegetasi hutan; tidak bersaing langsung dengan pemakan rumput (grazer) pada padang terbuka.

Interaksi dengan Predator Besar

Meski dewasa besar, mereka mungkin menjadi mangsa predator raksasa saat masih muda. Hyaenodonts seperti Megistotherium dikatakan mampu memangsa Prodeinotherium yang lebih kecil.

Dalam ekosistem Afrika Miosen, predator-predator besar seperti amphicyonids, hyainailourines, Simbakubwa juga memengaruhi distribusi dan niche proboscideans seperti Prodeinotherium.

Kepunahan

Genus Prodeinotherium banyak digantikan oleh bentuk yang lebih besar yaitu Deinotherium giganteum di Eropa, dan Deinotherium indicum di Asia serta D. bozasi di Afrika. Pergantian terjadi sekitar Miosen pertengahan (sekitar 15–14 Ma).

Faktor utama kepunahan kemungkinan karena perubahan iklim dan lingkungan: hutan tertutup berkurang, menyediakan vegetasi keras dan abrasif yang lebih cocok untuk gajah dan gomphotheres yang lebih bergantung ke habitat terbuka.

Prodeinotherium merupakan bentuk transisi penting dari deinothere awal (Chilgatherium) ke bentuk raksasa (Deinotherium). Studi paleontologi memberikan gambaran evolusi ukuran tubuh, morfologi gigi, dan adaptasi ekologis → penting bagi pemahaman diversifikasi Proboscidea.

Temuan di Iberia (Vallès‑Penedès Basin) menunjukkan persebaran Eropa dan waktu kemunculannya serta hubungan faunistika Eropa Miosen. Temuan fragmen gigi dan mandibula meningkatkan detail taksonomi dan kronologi genus ini.

Daftar Pustaka

  • Athanassiou, A. (2004). On a Deinotherium (Proboscidea) finding in the Neogene of Crete. Carnets de géologie.
  • Harris, J. M. (1978). "Deinotherioidea and Barytherioidea", dalam: Maglio, V. J. & Cooke, H. B. S. (eds.), Evolution of African mammals, Harvard University Press.
  • Sanders, W. J., Kappelman, J. & Rasmussen, D. T. (2004). New large‑bodied mammals from the late Oligocene site of Chilga, Ethiopia. Acta Palaeontologica Polonica, 49(3): 365–392.
  • Koufos, G. D. et al. (2003). Prodeinotherium bavaricum from Lesvos island (Greece). Geobios.
  • Tiwari, B. N., Verma, B. C. & Bhandari, A. (2006). Record of Prodeinotherium from NW Himalaya, India: Biochronologic implications. Journal of the Paleontological Society of India.
  • Gasamans, N., Luján, À. H., Pons‑Monjo, G. et al. (2021). The Record of Prodeinotherium in the Iberian Peninsula: new data from the Vallès‑Penedès Basin. Journal of Mammalian Evolution, 28: 647–660.
  • Ferretti, M. P. & Debruyne, R. (2011). Anatomy and phylogenetic value of mandibular canals in proboscideans. Journal of the Linnean Society.
  • Prothero, D. R. (1981). New Jurassic mammals, in Bulletin of the American Museum of Natural History.